15 October 2008

Mencegah dan deteksi dini kanker usus besar

9:34 AM by Wong Ndeso Go Blog · 3 komentar anda

Karsinoma kolorektal berkaitan dengan kolon (usus besar) dan rektum (poros usus). Saat ini, kasus kanker usus besar semakin meningkat dan diduga akan terus meningkat pada tahun-tahun mendatang. Hal tersebut berhubungan dengan pola makan modern yang tidak sehat seperti makanan siap saji yang mengandung lemak tinggi. Di Indonesia, kanker usus besar atau kolorektal termasuk dalam sepuluh besar jenis kanker yang banyak dideritan yaitu pada urutan ke-6 terbesar. Umumnya penderita kanker ini berusia di atas 40 tahun, namun saat ini di Indonesia penderita kanker usus besar banyak diderita oleh usia muda di bawah 40 tahuan. Hal ini dipicu oleh perubahan gaya hidup yang tidak sehat dan lingkungan.

Siapa yang berpotensi kena kanker usus besar? Tentu saja mereka yang paling sering mengonsumsi makanan berlemak seperti yang disajikan pada rumah makan cepat saji. Makanan berlemak seperti hamburger, ayam goreng, kentang goreng, dan sejenisnya hanya akan memperlambat waktu transit makanan. Anda juga bisa membaca artikel tentang gorengan pemicu kanker. Zat karsinogenik yang terkandung dalam makanan tadi akan lama mengendap di dinding usus sehingga memicu pertumbuhan kanker di sana.

Langkah terbaik adalah, pada usia antara 30-40 tahun mulai memeriksakan diri ke dokter. Ini bermanfaat bagi deteksi dini pertumbuhan kanker usus besar. Gejala kanker ini nyaris mirip dengan diare, yaitu adanya darah dalam tinja. Gejala akhir termasuk pucat, sakit pada umumnya, malnutrisi, lemah, kurus, terjadi cairan di dalam rongga perut, pembesaran hati, serta pelebaran saluran limpa.

Kalau memang ditemukan tanda-tanda tersebut dokter akan mengambil tindakan berupa kolonoskopu, sigmoidoskopi atau tes darah. Kolonoskopi adalah prosedur memasukkan tabung panjang berkamera ke dalam usus besar melalui lubang anus. Dari sini bisa terlihat jelas bagian mana saja yang sudah terkena kanker. Sedangkan sigmoidoskopi merupakan prosedur yang hampir serupa yang terbatas memonitor bagian usus yang bernama sigmoid.

Daripada harus mengikuti prosedur ”mengerikan” seperti di atas, bukankah sebaiknya kita membiasakan diri dengan pola makan sehat? Sebenarnya mudah saja, kata kuncinya adalah makanan berserat. Mengkonsumsi makanan berserat banyak manfaatnya. Serat merupakan bagian dari tumbuhan yang tak sepenuhnya dapat diserap, sehingga menambah massa dalam tinja. Hal ini akan memicu pergerakan tinja dalam usus, yang akan menimbulkan keteraturan pergerakan usus.

Penelitian tentang hubungan antara konsumsi makanan berserat dengan pencegahan kanker usus terus dilakukan di banyak negara. Temuan terbaru tahun 2003 di Eropa, disebutkan bahwa peningkatan konsumsi makanan berserat pada masyarakat Eropa hingga 30 gram per hari dari sebelumnya hanya 15 gram per hari, terbukti dapat mengurangi risiko pembentukan kanker usus hingga 40 persen.

Dengan banyak makan makanan berserat, maka jadwal buang air besar akan lebih teratur. Buang air besar yang teratur akan memperpendek lamanya tinja berada di usus, sehingga memperkecil penyerapan zat-zat berbahaya oleh dinding usus. Hal ini akan mengurangi kemungkinan mendapat kanker usus di kemudian hari.

Jadi sering - seringlah makan makanan berserat, tapi ingat harus gizi seimbang agar tubuh tetap sehat dan bugar.
Njajal Themes

komentar anda

3 Responses to "Mencegah dan deteksi dini kanker usus besar"
Winner said...
3:33 AM

Wah, jadi parno ke fazt food ni..Trimakasih artikelnya, supaya sehat dan hemat...


Anonymous said...
5:46 PM

Terima kasih atas infonya....


Anonymous said...
6:57 AM

apakah orang yang sudah kena kanker usus besar boleh mengkonsumsi melilea?
terima kasih


Post a Comment